Aku melihat keindahan menjelma dalam rupa seorang
bukan raja,bukan ratu,apalagi politikus yang hanya duduk santai
lalu butiran emas mengalir....
tak penting baginya berbaju beludru
berebut kursi digedung-gedung rakyat sebenarnya
dia tampak lusuh tanpa senyuman hangatnya
Dia tampak ridho meski Qada & Qadar menentukan nasibnya
baginya,setiap tetesan keringat yang mengalir dari tubuh hangusnya
itulah sendi hatinya berucap bangga
Kutatap lagi lekat-lekat kedua matanya
jelas jernih tanpa pamtih,ada sebuah doa
do'a untuk bangsa tertanam pada bibit-bibit arogan atas dirinya masing-masing
tapi ketika bibit- bibit itu melihat dunia
matamereka buta,tangan mereka lumpuh,otak mereka tumpul
sebelum mereka mengenal sosok yang berharga
dia siap untuk memberi tanpa ingin diberi
dialah pahlawan yang berjasa bagi hidupku
aku boleh bangga atas hidup sementara
bukan untuk mencari cinta apalagi berfoya-foya
mengejar cita meski bintang menghalangi diri
Apalagi ketika petuah-petuah hidup terlontar dari bibir birunya
Puluhan tahun hidupnya tak jenuh
kurasa malu detubuhku yang kaku
Puluhan tahun pula berjuta kebaikan tlah disebarkannya
Tapi....adakah pemimpin-pemimpin jalanan kota itu tau
Tak sedikit dari pahlawanku yang bergubuk reot penuh debu
Menangisku dalam hati
sesak penuh untaian tak berucap
kuyakin setiap raga berpenghuni
atas beribu filsafat hidup pahlawanku
mereka akan duduk menengadah keatas
ikhlas mengucap janji
memenuhi mimpi, pribadi yang membuat bangga negeri
teruslah hidup pahlawanku
Yang terbaik adalah ketika aku takkan pernah melupakanmu.....
Buat semua guruku
Puisi karya:Hesti lukitasari
Could a president stage a coup? And 9 more key moments from Trump's Supreme
Court immunity hearing - ABC News
-
1. Could a president stage a coup? And 9 more key moments from Trump's
Supreme Court immunity hearing ABC News
2. Trump is close to a huge le...
3 jam yang lalu